Kevin De Bruyne Cetak Penalti Tapi Napoli Terlalu Lemah
Kevin De Bruyne Cetak Penalti Tapi Napoli Terlalu Lemah Mengatasi Milan
Kevin De Bruyne sempat menghadirkan harapan bagi Napoli lewat gol penalti yang sukses dilesakkannya ketika timnya menghadapi AC Milan di San Siro kemarin. Namun, keberhasilan itu tidak cukup untuk menyelamatkan Napoli dari kekalahan 2-1. Dalam laga yang penuh dinamika, performa De Bruyne tampak baik secara individual, namun tim secara kolektif gagal memanfaatkan keunggulan situasional.
Kartu Merah Pervis Estupiñán & Keunggulan Kuantitas Tidak Dimaksimalkan
Milan harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Pervis Estupiñán diusir melalui keputusan VAR, memberi peluang besar bagi Napoli. Meski begitu, De Bruyne dan rekan-rekan tak mampu menekan secara maksimal. Gol penalti sebagai respons atas kartu merah itu mencerminkan ketajaman individu De Bruyne, tetapi momentum itu tidak berhasil dijaga hingga akhir.
Frustrasi Pergantian & Ketidaksepakatan Taktis
Saat pertandingan memasuki menit ke-72, pelatih Antonio Conte memilih melakukan pergantian triple, termasuk menarik keluar De Bruyne dari lapangan. Aksi itu memicu reaksi emosional dari pemain Belgia tersebut — ia tampak tidak puas dan terlihat gestur protes ke arah Conte. Pergantian tersebut dianggap beberapa pengamat sebagai momen kontroversial, karena walau kondisi sedang tertinggal, tim kehilangan sosok kreatif utama di lini tengah.
Conte kemudian memberikan klarifikasi bahwa pergantian itu bagian dari strategi merespons situasi permainan dan kelelahan pemain, serta untuk membawa tenaga baru agar Napoli bisa bertahan atau mencari momentum pembalikan. Ia menegaskan bahwa jika De Bruyne kecewa lebih dari sekadar hasil pertandingan, maka itu adalah hal yang tidak pantas.
Evaluasi: Individu Tangguh tapi Tantangan Tim Terlalu Berat
Secara individual, De Bruyne kembali menunjukkan kualitasnya sebagai gelandang papan atas: eksekutor penalti, visi, pergerakan yang terus aktif. Namun di sisi tim, Napoli tampak kesulitan menjaga konsistensi ketika Milan bertahan rapat dan ketika tekanan datang. Ketika jumlah pemain tengah dan penyerang harus dirotasi, koneksi antar lini terasa putus, dan peluang demi peluang yang tercipta kurang diselesaikan.
Kekalahan ini pun memutus catatan sempurna Napoli di awal musim dan menempatkan mereka sedikit terguncang di posisi klasemen. Bagi De Bruyne sendiri, momen ini bisa menjadi titik refleksi: bahwa kontribusi besar secara individu saja tidak cukup tanpa dukungan kolektif yang matang.